A.
Massa Jenis, Wujud dan Sifat Zat.
Zat-zat
yang sejenis pasti mempunyai massa jenis yang sama. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa massa jenis merupakan salah satu ciri khas suatu zat. Dalam
huruf Yunani massa jenis dinyatakan dalam huruf ? (baca: rho)
dan didefinisikan sebagai massa zat dibagi dengan volumenya. Satuan dari massa
jenis adalah kg/m3. Berdasarkan wujudnya zat dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu padat, cair, dan gas. Masing-masing wujud zat
mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari bentuk fisiknya maupun
partikel-partikel penyusunnya sebagai berikut :
a.
Zat Gas
1. Letak molekulnya sangat berjauhan
2. Jarak antar molekul sangat jauh bila
dibandingkan dengan molekul itu sendiri.
3. Molekul penyusunnya bergerak sangat
bebas
4. Gaya tarik menarik antar molekul
hampir tidak ada
5. Baik volume maupun bentuknya mudah
berubah
6. Dapat mengisi seluruh ruangan yang
ada.
Contoh : Udara
b.
Zat Cair
1.
Letak
molekulnya relatif berdekatan bila dibandingkan dengan gas tetapi lebih jauh
daripada zat padat.
2.
Gerakan
molekulnya cukup bebas
3.
Molekul
dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya karena
masih terdapat gaya tarik menarik.
4.
Bentuknya
mudah berubah (menyesuaikan wadah/tempatnya) tetapi volumenya tetap.
Contoh :
air, minyak, oli
c. Zat
Padat
1. Letak molekulnya sangat berdekatan
dan teratur.
2. Gaya tarik-menarik antar molekul
sangat kuat sehingga gerakan molekulnya tidak bebas.
3. Gerakan molekulnya terbatas, yaitu
hanya bergetar dan berputar di tempat saja.
4. Molekul-molekulnya sulit dipisahkan
sehingga membuat bentuknya selalu tetap atau tidak berubah.
Contoh:
kayu, batu, besi
B. Adhesi
dan Kohesi
Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu
zat, maka molekul penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan molekul
penyusun zat yang lainnya.
a.
Adhesi
Adhesi
adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat yang tidak sejenis.
Contoh:
·
Tinta
dapat menempel di kertas
·
Kapur
/ tinta dapat menempel di papan tulis
·
Semen
dapat melekatkan batu dengan pasir
·
Cat
dapat menempel pada tembok
b. Kohesi
Kohesi
adalah adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis.
Contoh:
·
gaya
tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu
·
gaya
tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
·
gaya
tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula pasir
Pengaruh
gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya peristiwa
–peristiwa:
1. Meniskus
cembung dan meniskus cekung
Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan
(meniskus) zat cair dalam pipa kapiler cekung, misalnya pada pipa yang diisi
dengan air ( pipa kiri ). sebaliknya jika gaya kohesi lebih besar maka
permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa yang diisi
dengan air raksa ( pipa kanan).
2. Kapilaritas
Kapilaritas adalah meresapnya zat
cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut yang disering disebut
sebagai pipa kapiler. Gejala ini disebabkan karena adanya gaya adhesi atau
kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Zat cair yang dapat
membasahi dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler
dengan dinding pipa kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak
membasahi dinding kaca pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal
ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.
|
Contoh
kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
·
Naiknya
minyak tanah melalui sumbu kompor
·
Naiknya
minyak tanah melalui sumbu pada lampu tempel
·
Baiknya
air tanah sampai ke daun melalui pembuluh tapis
·
Menetesnya
air pada kain dalam ember yang semampai
3. Tidak
berlakunya hukum bejana berhubungan.
Jika pada bejana berhubungan terdapat pipa kapiler atau
terdapat perbedaan yang signifikan dari diameter pipa-pipanya maka permukaan
zat cair dalam pipa kecil akan lebih tinggi dibandingkan permukaanya pada pipa
yang besar sehingga hukum bejana berhubungan tidak berlaku.
C. Zat dan Wujudnya
Wujud
zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi
berlainan. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan
kualitatif dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat
mempertahankan bentuk dan volume; dalam keadaan cairan zat mempertahankan
volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas
mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia. Diagram ini
menunjukkan nomenklatur untuk transisi fase yang berbeda-beda.
Perbedaan
antara wujud zat saat ini didasarkan kepada perbedaan dalam hubungan
antarmolekul. Dalam keadaan padatan gaya-gaya intermolekul menjaga molekul-molekul
berada dalam hubungan spasial tetap. Dalam cairan, gaya-gaya antarmolekul menjaga molekul tetap berada
berdekatan, namun tidak ada hubungan spasial yang tetap. Dalam keadaan gas molekul lebih terpisah dan gaya tarik antarmolekul
relatif tidak memengaruhi gerakannya. Plasma adalah gas yang sangat terionisasi, yang terjadi
pada suhu tinggi. Gaya-gaya antarmolekul yang diciptakan oleh gaya tarik dan
tolak ion-ion memberikan keadaan ini sifat-sifat berbeda, sehingga plasma
dideskripsikan sebagai wujud zat keempat. Bentuk zat yang tidak terdiri dari molekul dan diatur
oleh gaya-gaya lain juga dapat dianggap sebagai wujud zat berbeda. Kondensat Fermion dan plasma kuark-gluon adalah contohnya.
Meskipun padatan, cairan, dan gas adalah wujud zat yang paling umum di Bumi,
kebanyakan materi baryon di alam semesta berada dalam wujud plasma panas, baik
sebagai medium jarang antarbintang maupun sebagai bintang rapat.
Wujud zat juga
dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase. Sebuah transisi fase
menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perubahan drastis dari
sifat-sifatnya. Menggunakan definisi ini, wujud zat yang berbeda adalah tiap
keadaan termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi
fase. Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat yang berbeda. Munculnya
sifat superkonduktivitas dihubungkan
dengan suatu transisi fase, sehingga ada keadaan superkonduktif. Begitu pula,
keadaan kristal cair dan feromagnetik ditandai oleh transisi fase dan memiliki
sifat-sifat berlainan.
a. Zat
Zat disebut juga materi. Zat adalah segala sesuatu yang
memiliki massa dan menempati ruang. Ditinjau dari wujudnya zat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Zat
Padat, seperti kayu tanah dan pasir.
2. Zat
Cair, seperti air dan minyak.
3. Zat
Gas, seperti udara.
b. Wujud
dan Perubahan Zat
1. Wujud
Zat
i. Zat
Padat
Ciri-ciri
partikel zat padat, yaitu:
1) Bentuk
dan volumenya selalu tetap
2) Susunan
partikelnya teratur dan sangat berdekatan
3) Partikel
tidak dapat bergerak bebas
4) Gaya
tarik-menarik antar partikel sangat kuat.
ii. Zat
Cair
Ciri-ciri
partikel zat cair, yaitu:
1) Bentuk
berubah sesuai dengan wadahnya, tapi volumenya selalu tetap
2) Susunan
partikelnya agak teratur dan jarak antar partikel agak renggang
3) Partikel-partikelnya
dapat bergerak bebas
4) Gaya
tarik-menarik antar partikelnya lebih lemah
iii. Zat
Gas
Ciri-ciri
partikel zat gas, yaitu:
1) Bentuk
dan volumenya selalu berubah mengikuti wadah dan ruangannya
2) Susunan
partikelnya tidak teratur dan jarak antar partikel sangat berjauhan
3) Gaya
tarik-menarik antar partikelnya sangat lemah
4) Pergerakan
antar partikel sangat cepat
2. Perubahan
Wujud Zat
Perubahan wujud zat terbagi menjadi dua, yaitu:
i. Perubahan
Fisika
Perubahan
fisika adalah perubahan wujud zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat
baru.
Contoh: es
mencair, cokelat mencair, lilin meleleh.
Perubahan
wujud zat dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut:
· Mencair,
perubahan wujud zat dari padat menjadi cair
Contoh: es
batu menjadi air dan lilin meleleh
· Membeku,
perubahan wujud zat dari cair menjadi padat
Contoh:
air menjadi es dan logam cair yang membeku
· Menguap,
perubahan wujud zat dari cair menjadi gas
Contoh:
air yang dipanaskan lambat laun akan menguap
· Mengembun,
perubahan wujud zat dari gas menjadi cair
Contoh:
uap air yang menjadi titik air, terjadinya embun pada pagi hari
· Menyublim,
perubahan wujud zat dari padat menjadi gas
Contoh:
kapur barus yang disimpan di tempat terbuka lama-kelamaan menjadi habis
· Mengkristal,
perubahan wujud zat dari gas menjadi padat
Contoh:
gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi melalui metode kristalisasi
ii.
Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai
terbentuknya zat baru.
Contoh: keras dibakar menjadi nyala api, asap dan abu (zat
baru)
terima kasih atas informasinya sangat bermanfaat
ReplyDeletejangan lupa kunjungi http://dede1731.wordpress.com dan http://ppns.ac.id
ijin share ya kak makasih
ReplyDeleteharga excavator bekas pc 200