PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada
jaman modern ini para pengrajin bilik mengalami penurunan karena para pengrajin
bilik mengalami masalah dalam pemasaran dan modal. Para pengrajin bilik harus
mengeluarkan modal yang cukup besar, tetapi mendapat keuntungannya tidak
seberapa.
Karena masalah tersebut para
pengrajin bilik banyak berpindah profesi bahkan tidak lagi membuat kerajinan
tersebut. Padahal kerajinan bilik merupakan kerajinan yang turun temurun, dan
kerajinan asli dari Indonesia yang harus kita budayakan. Oleh karena itu kita
sebagai penerus bangsa yang akan mewarisi budaya bangsa, kita tidak ingin hal
tersebut terjadi. Marilah kita kembangkan kembali dan budayakan bilik.
B.
Peranan
Masalah
1. Bagaimana
peranan Pengrajin bilik?
2. Bagaimana
Perekonomian di desa tanjung jaya?
3. Bagaimana
peranan Pengrajin bilik terhadap perekonomian masyarakat di desa tanjung jaya?
C.
Tujuan
Penelitian.
1. Untuk
Mengetahui peranan Pengrajin bilik.
2. Untuk
mengetahui peranan perekonomian di desa tanjung jaya.
3. Untuk
mengetahui peranan perekonomian masyarakat didesa tanjung jaya
D.
Metode
penelitian
1. Metode
Observasi :
Penulis terjun langsung
kelapangan untuk mendapatkan informasi.
2. Metode
Literature :
Penulis melakukan
kajian terhadap literatur dan mengutip dari buku dan sumber lainnya dalam
memperoleh data yang berhubungan dengan pembahasan dalam karya tulis ini.
3. Metode
nterview :
Penulis wawancara
langsung dengan petugas kelurahan desa tanjung jaya.
4. Metode
Dokumentasi :
Pengambilan referensi
yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari objek penelitian yang berupa
catatan-catatan lainnya.
E.
Sistematika
Penulisan.
Untuk
mempermudah pembacaan mengenal karya tulis ini, masing-masing bab sesuai tehnik
penulisan.
-
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini dikemukakan
latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan dan perumusan masalah,
metode penelitian ,dan sistematika penulisan.
-
Bab II Tinjauan
Umum.
Pada bab ini sejarah
singkat desa Tanjung jaya, letak geografis desa Tanjung jaya dan keadaan demografi
desa Tanjung Jaya.
-
Bab III Peranan
Pengrajin Bilik Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Desa
Tanjung Jaya.
Pada Bab ini membahas
tentang pengertian pengrajin bilik, tahap-tahap memproduksi bilik,
beberapa kendala dalam pembuatan bilik,
cara-cara mengatasi kendala dan asumsi masyarakat tentang pembuatan bilik.
-
Bab IV Penutup.
Pada
bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran.
BAB
II
TINJAUAN
UMUM
A. Sejarah Singkat Desa Tanjung Jaya
Desa tanjung jaya yaitu belahan dari
desa citereup, berdirinya desa tanjung jaya sekitar tahun 1984. Desa tanjung
jaya pertama kali di pimpin oleh H. Sakri, Ke- Dua H. Warsa, Ke- Tiga Astaka,
dan Ke- Empat Rafe’i. Sampai sekarang mata pencaharian Desa Tanjung Jaya
sebagian besar petani dan wiraswasta, prasarana pendidikan didesa tanjung jaya
diantaranya yaitu SD, MI, SMP, MTs, SMK, dan Ponpes.
B. Letak Geografis Desa Tanjung Jaya
Batas-batas
yang mambatasi desa tanjung jaya diantaranya yaitu :
-
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Citereup
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat
Sunda
-
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat
Sunda
-
Sebelah timur berbatasan dengan Desa
Citereup
C. Keadaan Demografi Desa Tanjung Jaya
Berdasarkan data demografi desa
tanjung jaya, maka desa tanjung jaya mempunyai luas wilayah 3,302 Ha sedangkan
jumlah penduduk 6.743. Usia Produktif (Usia 15 s/d 55 Tahun). Kepala Keluarga
berjumlah 2.125 kk.
Keistimewaan
pantai pasir putih yang lembut, angin sepoi-sepoi tak terlalu kencang menambah
eksotisnya pantai ini karena memang tidak langsung menghadap samudra lepas
sehingga ombakpun tidak terlalu besar dan relative aman untuk bermain Jet Sky,
Berperahu serta luas pantai yang hamper mencapai 15 km memberikan ruang
keleluasaan yang cukup bagi para wisatawannya untuk melakukan berbagai kegiatan
seperti berjemur, football patai, Volleyball pantai dan lain-lain.
BAB. III
PERANAN PENGRAJIN BILIK BAGI
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG JAYA
A. Pengrajin Bilik
1. Pengertian Pengrajin Bilik
Pengrajin
bilik adalah satu Atau Sekelompok Orang yang melakukan bentuk kerajinan yang
memanfaatkan batang bambu dengan melalui proses pengolahan sehingga
menghasilkan bilik bambu yang dapat di gunakan keperluan tertentu.
2. Tahap-tahap Memproduksi Bilik
Ada
beberapa tahapan dalam peroses kerajinan bilik bambu :
a.
Pemilihan batang bambu
b.
Penebangan batang bambu
c.
Penyayatan batang bambu
d.
Penganyaman
-
Cara pembuatan bilik tidak memakan waktu
lama, dalam satu hari para pengerajin bilik bias menghasilkan tiga sampai epat
lembar bilik.Tetapi itu hanya pembuatan bilik basa,berbeda dengan bilik batik.
-
Dalam sehari para pengerajin bilik hanya
bias menganyam satu sampai dua bilik batik,sebenarnya pengerajin bilik bisa
membuat bilik batik tetepi akan memakan waktu yang lama.
-
Pengerajin bilik harus memilih bambu
yang cocok dan benar benar bagus untuk di anyam menjadi bilik.Agar bilik tidak
cepat rusak dan cepat rapuh setelah mendapat bambu yang cocok untuk pembuatan
bilik,lalu bambu tersebut di belah dan di iris..
-
Lain lagi dengan pembuatan bilik
batik,selain perosesnya yang cukup rumit,bahan bakunya hanya menggunakan kulit
bambunya saja.
-
Dari dulu sampai sekarang para
pengerajin bilik berjalan monoton,padahal kerajinan yang turun temurun ini
membutuhkan bantuan dari pihak dinas atau yang lain.Hal ini mengakibatkan para
pengerajin bilik kekurangan modal,apa lagi harga bambupun mahal,harganya Rp.10.000
perbatang dari harga sebelumnya Rp.5.000 perbatang,satu lembar bilik harganya
berkisar Rp.30.000 perlembar.Tapi kalau bilik batik harganya berkisar Rp.60.000
perlembar.
B. Pemasaran Bilik
Pada
masa sekarang, terutama dikota-kota besar untuk pembangunan rumah jarang sekali
yang menggunakan bahan dari bilik, pada saaat ini unruk dinding dan langit-langit
rumah menggunakan tembok/beton dan ineternit/asbes. Penggunaan bilik biasanya
untuk penginapan/resosrt dan restoran yang bernuansa alami, itupun jarang.
Dipedesaan masih ada
yang menggunakan bilik, apalagi bagi masyarakat golongan kecil biasanya menggunakan
bilik sebagai pengganti dinding temok dan interknit/asbes karena harga bilik
terjangkau bila dibandingkan dengan bahan-bahan dari semen , pasir, asbes, dan
asbes cor.
Oleh karena itu
pemasaran bilik lebih banyak dipasarkan ke pedesaan, penjualan bilik dengan
cara ditanggung dengan jalan kaki atau dengan sepeda dari kampong ke kampong.
Penjual bilik berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya dan berjam-jam lamanya.
Kalau untung sedang berpihak pada mereka, tidak lama ada pembeli yang berminat,
tapi kalau untung tidak berphak pada mereka, bilikpun dibawa pulang kembali.
C. Beberapa Kendala Dalam Pembuatan
Bilik
Kendala-kendala
yang sering dihadapi para pengrajin bilik pada saat ini adalah kurangnya modal
usaha yang yang diperlukan para pengrajin bilikpun mengeluh karena bahan
bakunya yang mahal. Sedangkan untuk satu lembar bilik yang berukuran 3x2m
membutuhkan 2 lembar batang bamboo, berarti biaya yang dikeluarkan adalah Rp.
10.000,- belum lagi ditambah biaya kuli anyam Rp.7000,- perlembar, jadi biaya
yang harus dikeluarkan adalah Rp.22.000,- sementara harga jualnya hanya Rp.
30.000,- perlembar, jadi keuntungannya hanya Rp.8.000,-untuk satu lembar bilik.
D. Cara-cara Mengatasi Kendala
Kerajinan
bilik mengharapkan adanya suntikan modal usaha dari dinas intansi terkait untuk
membantu penyediaan bahan baku maupun
dari permasalahan hal tersebut akan meringankan kerajinan bilik dalam menjual
kerajinannya dan pemasarannya.
E. Data Tingkat Kenaikan Pendapatan
Masyarakat Setelah Memproduksi Bilik
1. Perekonomian Masyarakat Di Desa
Tanjung Jaya
Berdasarkan data hasil
wawancara dengan pengrajin bilik, pendapatan mereka sebelum membuat dan setelah
membuat bilik, ada peningkatan kurang lebih Rp. 200.000,- Dengan pendapatan
yang lebih besar , mereka bias lebih memenuhi kebutuhan hidupnya. Berarti taraf
kehidupan mereka menjadi lebih baikdibandingkan sebelum membuat bilik.
2. Peranan Pengrajin bilik terhadap
peningkatan penghasilan masyarakat desa tanjung jaya.
Penghasilan dari memproduksi bilik sangat
berperan bagi warga masyarakat desa tanjung jaya karena penghasilan makin hari
makin meningkat dengan harga jual balik yang semakin naik dari harga bilik
Rp.30.000,- sampai Rp.40.000,-
perlembar. Lain lagi dengan bilik batik yang harganya lebih mahal sekitar Rp.
60.000,- ke atas.
3. Pendapatan Masyarakat Desa Tanjung
Jaya Sebelum Menjadi Pengrajin Bilik
Masyarakat desa tanjung jaya sebelum
memproduksi bilik memiliki pendapatan kurang dari Rp.500.000 Perbulannya sehingga
untuk keperluan kebutuhan mereka sehari-hari kadang-kadang tidak mencukupi.
4. Pendapatan Masyarakat Desa Tanjung
Jaya Setelah Menjadi Pengrajin Bilik
Pada
saat masyarakat desa tanjung jaya sudah memproduksi bilik, penghasilan mereka
menjadi bertambah. Hasil perbulannya mencapai Rp. 500.000,- hingga Rp.700.000,-
5. Penggunaan Pendapatan Dari Hasil
Memproduksi Bilik
Hasil
dari memproduksi bilik, mereka mempunyai pendapatan dan bias digunakan untuk
membiayai sekolah, kebutuhan sehari-hari dan untuk kebutuhan lainnya, misalnya
untuk pembayaran listrik atau peair.
BAB.
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Para pengrajin bilik masih sangat
memprihatinkan.
2.
Dapat mengetahui tentang para pengrajin
bilik
3.
Penghasilan bilik tidak seberapa
4.
Kurangnya perhatian terhadap para
pengrajin bilik
5.
Harga bahan baku untuk pembuatan bilik
sangat mahal
B. Saran-saran
Sebagai
akhir dari Karya Tulis Ini, Penulis akan menyampaikan saran-saran yang mungkin
dapat berguna bagi para pembaca.
Adapun Saran-saran
sebagai berikut.
Diharapkan pada dinas ntansi terkait untuk membantu para
pengrajin bilik dalam penyediaan bahan maupun dalam pemasaran. Karena keadaan
para pengrajin bilik saat ini sangat memprihatinkan. Dalam kegiatan tersebut,
setidaknya akan mengurangi beban mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho,
Kuncoro.2004. Kerajinan Tradisional
Jakarta : Balai Pustaka
Setiawan,
Wawan.2000. Kerajinan Tradisional.
Surabaya Balai Pustaka
Sutomo,
Riswanto.2001. Kehidupan Kerajinan Bilik.
Jakarta : Aneka Exect
LAMPIRAN-LAMPIRAN
0 Response to "Karya Tulis Ilmiah "Peranan Pengrajin Bilik Bagi Perekonomian Masyarakat Di Desa Tanjung Jaya""
Post a Comment