BAB. I
A.
Latar
Belakang
Peternakan merupakan jenis usaha
yang penting bagi setiap Negara dan juga daerah-daerah yang ada di dalam Negara
itu sendiri tak terkecuali di desa mekarsari. Dimana setiap elemen masyarakat
membutuhkan hasil perternakan, sehingga akan mendatangkan investasi yang besar
apabila dikembangkan. Dalam simulasi kewirausahaan peternakan ini maka,
masyarakat dapat membuat wirausaha peternakan berupa wirausaha budidaya kambing
yang bilamana dilihat dari sisi ekonomi dan penghasilan cukup menjanjikan
khusunya bagi masyarakat desa mekarsari.
B.
Tujuan
Penelitian
Maksud dantujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengaruh peternakan kambing terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa mekarsari.
2. Untuk
mengetahui tingkat perekonomian masyarakat desa Mekarsari
3. Untuk
mengetahui kadar tingkat pendapatan setelah adanya peternakan kambing
4. Untuk
memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan
C.
Pembahasan
dan Perumusan Masalah
1.
Pengertian
Judul
-
Pengaruh adalah efek dari suatu yang
menyebabkan akibat dan dampak.
-
Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang
secara alami tersebar di Asia Barat Daya (daerah “Bulan
sabit yang subur” dan Turki) dan Eropa. Kambing merupakan binatang memamah biakyang
berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan
lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk
ekor, adalah 1,3 meter – 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter – 15 sentimeter.
Bobot yang betina 50 kilogram – 55 kilogram,
sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur
sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia.
2.
Perumusan
Agar
tak menyimpang luas dari materi pembahasan, penulis membatasi masalah pada
objek pengamatan “pengaruh peternakan
kambing terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa mekarsari” dari
pembahasan masalah berikut :
1. Bagaimana
cara berternak kambing?
2. Apa
saja kendala dalam berternak kambing dan bagaimana cara mengatasinya?
3. Adakah
pengaruh peternakan kambing terhadap perekonomian masyarakat desa mekarsari?
3.
Metode
Penelitian
Dalam
menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode yang dianggap
penting dalam penggunaannya adapun metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Observasi,
yaitu mengadakan
penelitian langsung terhadap objek.
2. Interview,
yaitu mengadakan wawancara
langsung dengan narasumber.
3. Literatur,
Yaitu mengumpulkan
data-data dari berbagai buku referensi.
4. Dokumentasi,
Yaitu Pengambilan
referensi yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari objek penelitian yang berupa
catatan-catatan lainnya.
4.
Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah
penyusunan karya tulis ini, penulis membagi kedalam IV Bab, masing-masing bab
diuraikan atas sub-sub sesuai tehnik penulisan.
-
Bab I Pembahasan
Masalah.
Pada bab ini diuraikan
latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan dan perumusan masalah,
metode penelitian ,dan sistematika penulisan.
-
Bab II Tinjauan
Umum.
Pada bab ini sejarah
singkat desa mekarsari, letak geografis desa mekarsari dan keadaan demografi
desa mekarsari.
-
Bab III Pembahasan
Masalah.
Pada Bab ini berisikan tentang Sejarah Adanya Peternakan Kambing, Cara
Berternak Kambing, Jenis-jenis Kambing Ternak, Beberapa Kendala dan Solusinya dalam
Berternak Kambing serta Tingkat Pendapatan Masyarakat setelah Adanya
Peternakan Kambing.
Bab IV Penutup.
Pada
bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran.
BAB
II
TINJAUAN
UMUM
A. Sejarah Singkat Desa Mekarsari
Desa mekarsari merupakan desa
pemekaran dari desa citeureup, karena citeureup mempunyai wilayah yang cukup
luas. Desa citeureup dimekarkan menjadi delapan desa diantaranya adalah desa
panimbang jaya, desa cimanis, desa bojen, desa tanjung jaya, desa mekarsari,
desa gombong, desa teluk lada dan desa sobang.
Pada masa pemekaran yang menjabat
sebagai kepala desa saat itu adalah Bapak H. Sumanta. Itulah mengapa desa
tersebut dinamakan desa mekarsari, yang berarti desa pemekaran.
B. Letak Geografis Desa Mekarsari
Desa
Mekarsari mempunyai tujuh perbatasan. Yaitu, Desa Citeureup, Desa Tarumanegara,
Desa Gombong, Desa Bojen, Desa Sobang dan Desa Cimanis.
C. Keadaan Demografi Desa Mekarsari
Berdasarkan data demografi, Desa Mekarsari
memiliki 40 Kampung, 11 Rukun Warga, dan 41 Rukun Tetangga. Jumlah penduduk Desa
Mekarsari saat ini mencapai 11.087 jiwa. Diantaranya 5.527 Laki-laki, dan 5.551
Perempuan. Jumlah Kepala Keluarga saat ini mencapai 3.159 Kepala Keluarga.
Penduduk Desa Mekarsari sebagian
besar berprofesi sebagai petani, nelayan dan peternak.
BAB III
PENGARUH PETERNAKAN KAMBING
TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA MEKARSARI
1. Sejarah Adanya Peternakan Kambing
A.
Pengertian
Peternakan.
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan
ternak untuk mendapatkan
manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Pengertian
peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan
perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah
mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada
faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
Kegiatan di
bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar
seperti sapi, kerbau, kuda serta kambing, sedang kelompok kedua yaitu
peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.
B.
Sejarah Peternakan.
Sistem
peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada
masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai
tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan
kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga
hasil susu dan hasil bulunya (wol). Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk
diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk
membajak tanah. Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan
lain-lain.
Dengan
segala keterbatasan peternak, perlu dikembangkan sebuah sistem peternakan yang
berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan sehingga peternakan
industri dan peternakan rakyat dapat mewujudkan ketahanan pangan dan mengantasi
kemiskinan.
2. Cara Berternak Kambing
Dalam
berternak kambing, ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan sebelum memulai,
yang diantaranya yaitu :
A. Bahan,
yaitu Kambing, pakan, peralatan konstruksi kandang, lahan
B. Alat, yaitu Tempat pakan/minum
Ada beberapa pedoman tekhnis untuk
berternak kambing, dimana jenis kambing
asli di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE)
a. Memilih
bibit
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat dan bebas dari penyakit.
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat dan bebas dari penyakit.
b. Calon
induk
Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.
Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.
c. Calon
pejantan
Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.
Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.
d. Pakan
Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).
Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).
e. Pemberian
pakan induk
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.
f. Kandang
Bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m² untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m², sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) ukuran 1 m/ekor. tinggi 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.
Bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m² untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m², sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) ukuran 1 m/ekor. tinggi 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.
g. Pencegahan
penyakit
Sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.
Sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.
3.
Jenis-jenis
Kambing Ternak
Berikut beberapa jenis kambing yang biasa di ternakan atau di budidayakan.
Berikut beberapa jenis kambing yang biasa di ternakan atau di budidayakan.
A
. Kambing Kacang
Kambing
kacang merupakan kambing asli Indonesia yang dapat pula ditemukan di Malaysia
dan Filipina. Perkembangbiakan kambing kacang sangat cepat, bahkan pada umur
15-18 bulan sudah dapat menghasilkan keturunan. Kambing ini cocok digunakan
sebagai penghasil daging dan kulit.
Kambing
kacang bersifat prolifik (sering melahirkan anak kembar 2 atau 3), lincah,
dan tahan terhaddap berbagai kondisi, dan mampu beradaptasi dengan baik di
berbagai lingkungan berbeda, termasuk dalam kondisi pemeliharaan yang sangat sederhana.
Bulu kambing kacang cukup pendek dan berwarna hitam, cokelat, putih, atau
campuran ketiga warna tersebut.
B
. Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Kambing
PE mmerupakan hasil persilangan antara kambing ettawa (asal India)
dengan kambing kacang. Kambing PE dimanfaatkan sebagai penghasil daging dan
susu (perah). Penampilan kambing PE mirip dengan kambing ettawa, tetapi
peranakan tubuhnya lebih kecil. Peranakan yang penampilannya mirip kambing
kacang disebut bligon atau jawarandu,yang merupakan tipe pedaging.
Karakteristik
kambing PE, antara lain bentuk muka cembung melengkung dan dagu berjanggut,
terdapat gelambir di bawah leher yang tumbuh dari sudut janggut, telinga
panjang, lembek, menggantung, dan ujungnya agak berlipat, ujung tanduk agak
melengkung, tubuh tinggi, pipih, bentuk garis punggung mengombak ke belakang
sedangkan bulu tumbuh panjang di bagian leher, pundak, punggung, dan paha. Bulu
paha panjang dan tebal.
C
. Kambing Gembrong
Kambing
gembrong merupakan keturunan kambing angora yang sudah menjadi ras tersendiri
di Bali. Kambing ini berwarna putih, jantan dan betinanya bertanduk, telinga
rebah, serta bulunya lebat dan panjang (terkenal dengan istilah mohar).
Berat kambing gembrong bisa mencapai 32-45 kg/ekor. Pemeliharaan dilakukan
semi-intensif dengan melepasnya di pekarangan dan malam hari tidur di kandang.
D
. Kambing Anglo Nubian
Kambing
anglo nubian berasal dari daerah Nubia di Timur Laut Afrika. Ciri-ciri
kambing ini yaitu bobot tubuh cukup besar, telinga menggantung, dan ambing
besar. Bulunya berwarna hitam, merah, cokelat, putih, atau kombinasi
warna-warna tersebut. Bobot badan kambing jantan mencapai 90 kg dan kambing
betina 70 kg. Produksi susu 700 kg per periode laktasi.
E
. Kambing Boer
Kambing
boer berasal dari Afrika Selatan dan telah masuk ke Indonesia sejak 65 tahun
lalu. Kambing boer adalah kambing pedaging terbaik di dunia. Pada umur 5-6
bulan, berat badan kambing ini sudah mencapai 35-45 kg dan sudah siap untuk
dipasarkan. Namun, jika dibiarkan sampai usia dewasa (2-3 tahun), bobot badan
kambing jantan bisa mencapai 120 kg.
Kambing
boer bertubuh panjang dan lebar, keempat kaki sangat pendek, warna kulit
cokelat, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang
menggantung, serta kepala berwarna cokelat kemerahan atau cokelat muda hingga
cokelat tua. Beberapa kambing boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya.
Kambing ini mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, dan memiliki daya tahan
tubuh yang sangat bagus.
Kambing
boer yang ada di Indonesia sudah banyak mengalami persilangan dengan kambing
lokal Indonesia. Istilah “kambing boer bangsa murni” akan digunakan oleh
registrasi kambing boer Indonesia jika seekor kambing sudah mencapai paling
tidak generasi kelima baik dari sisi induk maupun pejantan, berdasarkan catatan
silsilahnya. Salah satu contoh hasil persilangan kambing boer adalah boerka
yang merupakan hasil persilangan dengan kambing kacang.
4.
Beberapa
Kendala dan Solusinya dalam Berternak Kambing
Ada
beberapa kendala dalam berternak kambing
yang salah satunya bersumber dari penyakit yang sering menyerang ternak
kambing dan penyakit ini dapat diobati secara tradisional diantaranya adalah
sebagai berikut:
A. Scabies (Kudis)
a. Penyebab
Parasit yang terdapat
pada kotoran yang terjadi karena kandang kotor dan ternak tidak pernah
dimandikan.
b. Tanda- tanda
Kerak
– kerak pada permukaan kulit terutama kulit yang jarang bulunya, Ternak selalu
menggesekan bagian kulit yang terserang kudis serta Kerontokan bulu, kulit
menjadi tebal dan kaku
c. Pengobatan
Dengan
melaksanakan pencukuran bulu sekitar daerah terserang, kemudian Mandikan ternak
dengan sabun sampai bersih, dan jemur sampai kering. Setelah kering dapat
diobati dengan menggunakan:
- Belerang dihaluskan,
dicampur kunyit dan minyak kelapa, kemudian dipanaskan dan digosokkan pada
kulit yang sakit
- Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan digosok
pada bagian kulit yang sakit.
- Kapur barus
digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
d. Pencegahan
-
Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak
yang sehat.
-
Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis
-
Mandikan ternak dua minggu sekali.
-
Bersihkan kandang seminggu sekali.
B. Belatungan ( Myasis )
a. Penyebab
Luka
daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga lalat berkembangbiak
(bertelur) dan menghasilkan larva belatung.
b. Tanda-tanda
- Adanya belatung yang bergerak-gerak pada
bagian yang luka
- Bila belatungan pada kaki/teracak maka
ternak terlihat pincang.
c. Pengobatan
- Bersihkan luka dari belatung, kemudian
obati dengan gerusan kapur barus atau
tembakau.
- Luka dibungkus dengan kain/perban untuk
melindungi dari terjadinya luka baru atau
kotoran.
- Pada hari berikutnya luka dibersihkan,
pengobatan diulang dan dibungkus kembali.
- Bila belatung sudah terbasmi, pemberian
yodium tinctur dapat dipakai untuk
mempercepat pertumbuhan
C. Cacingan
a. Penyebab
Bermacam-macam cacing terjadi karena
kandang yang kotor atau padang
pengembalaan yang kotor.
b. Tanda-tanda
-
Kurus, bulu agak berdiri dan tidak
mengkilap
-
Sembelit atau mencret
-
Lesu dan pucat
-
Daerah rahang terlihat membengkak
-
Mati mendadak
c. Pengobatan
- Tepung buah pinang dicampur dengan nasi
hangat dikepal-kepal kemudian
dipaksakan untuk dimakan ternak. Ternak
dianjurkan untuk dipuasakan terlebih
dahulu. Daun kelor yang tua dibakar,
kemudian debunya dicampur air dan
diminumkan. Pengobatan diulangi
satu minggu kemudian.
d. Pencegahan
- Kandang dibuat panggung dan bersih
- Pengaritan rumput setelah panas yaitu
pada jam 12.00-15.00 atau pengembalaan
ternak pada siang hari jam
10.00-15.00.
-
Jangan menggembalakan
ternak pada daerah rawa, sungai dan sawah.
D. Keracunan Tanaman
a. Penyebab:
Ternak memakan rumput-rumputan atau
daun-daunan yang mengandung zat racun.
b. Tanda-tanda
Mati
mendadak, mulut berbusa, kebiruan pada selaput lendir, pengelupasan kulit/eksim
atau terjadi pendarahan.
c. Pengobatan
Cekoklah ternak dengan air kelapa muda.
d. Pencegahan:
Tidak memberikan
tanaman beracun atau menggembalakan ternak di daerah yang banyak tumbuh tanaman
yang mengandung racun.
5.
Tingkat
Pendapatan Masyarakat Setelah Adanya Peternakan Kambing
Di
Desa Mekarsari, ternak kambing dijadikan sebagai komoditas utama dan titik
ungkit bagi peningkatan pendapatan di Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang, yang
merupakan lokasi Prima Tani Kabupaten Pandeglang. Sehubungan hal tersebut,
telah dilaksanakan kajian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pendapatan masyarakat desa mekarsari setelah
adanya peternakan kambing.
Pengkajian
dilaksanakan dengan metode survai melalui wawancara langsung terhadap
peternak kambing dan tokoh masyarakat,
data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Data yang diamati meliputi
data populasi ternak, produksi anak, input output usaha yang terkait dengan
budidaya kambing tahun 20010-2011. Hasil kajian menunjukkan bahwa ternak
kambing yang dibudidayakan pada tahun 2010 seluruhnya telah menghasilkan anak
dan untuk masyarakat di desa mekarsari mayoritas menggunakan kambing kacang untuyk
dibudidayakan. budidaya kambing kacang
ditaksir meningkatkan pendapatan peternak hingga 75 – 100 %.
Kambing
kacang dalam proses 6 – 8 bulan sudah mampu produksi atau menghasilkan anak,
sehingga dalam 2 tahun kambing kacang mampu menghasilkan anak antara 3 – 4
kali.
Untuk
kambing kacang dewasa siap jual harganya di kisaran Rp.450.000 hingga
Rp.800.000. bias dibayangkan bila daam waktu 2 tahun berapa keuntungan yang
bisa dihasilkan dari peternakan kambing ini, sehingga masyarakat dalam sisi pendapatan,
para peternak jelas adanya peningktan yang signifikan. Ini berarti masyarakat
mengalami perubahan yang maju dari segi kesejahteraan karena adanya budidaya peterakan kambing tersebut khusunya
di desa mekarsari.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan
tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
Secara nasional peternakan kambing berpotensi menjadi salah satu komoditas andalan di dalam negeri khusunya didesa mekarsari, di samping dapat berperan untuk menekan terhadap pengangguran, peternakan juga mampu meningkatkan dari sisi kreatifitas masyarakat desa mekarsari.
Secara nasional peternakan kambing berpotensi menjadi salah satu komoditas andalan di dalam negeri khusunya didesa mekarsari, di samping dapat berperan untuk menekan terhadap pengangguran, peternakan juga mampu meningkatkan dari sisi kreatifitas masyarakat desa mekarsari.
Selain itu juga dengan
adanya peternakan kambing di daerah pedesaan khususnya desa mekarsari
mampu memberikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat setempat sehingga
kesejahteraan dari segi ekonomi masyarakat didesa tersebut ada peningkatan.
B. Saran-saran
Sebagai akhir perlengkapan
penyusun karya tulis ini, kiranya penulis akan menyampaikan saran yang mungkin
berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, adapun saran
tersebut sebagai berikut :
1.
Peningkatan pelatihan harus ditingkatkan
oleh pemerintah setempat guna menghasilkan pemaksimalan produksi peternakan
baik dari segi kwalitas atau kwantitas.
2.
Pemerintah juga harus memberikan
dukungan baik dari segi modal dan juga membantu dalam pemasaran hasil
peternakan kambing tersebut agar sesuai dengan harga pasar yang berlaku agar
tidak termonopoli oleh para tengkulak.
3.
Jadikan budidaya ternak kambing tersebut
sebagai budaya kearifan lokal, sehingga selain lokasi desa mekarsari sebagai
sentral budidaya kambing juga sebagai tempat wisata bagi para wisatawan yang
ingin melihat atau mempelajari tentang tekhnik budidaya peternakan kambing
secara tradisional.
DAFTAR
PUSTAKA
Kantor Desa Mekarsari. 2010. Data Profil Desa Mekarsari Tahun 2010. Desa Mekarsari Kecamatan
Panimbang Kabupaten Pandeglang, Banten.
Blakely, J and D.H. Bade. 1991.
Ilmu Peternakan, edisi ke- 4. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Prihadi, S. 1997. Dasar Ilmu
Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.
Batubara, A., B. Tiesnamurti, F. A. Pamungkas, M.
Doloksaribu & E. Sihite. 2007. Koleksi Ex-situ dan Karakterisasi Plasma Nutfah Kambing.
Laporan akhir RPTP. Lokasi Penelitian Kambing Potong Sei Putih.
Devendra, C. 2001. Small ruminant: Impreratives for productivity enhacement
improved livelihoods and rural growth. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14 (10):
1483-1496.
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan
Kehutanan Kabupaten Cirebon. 2009. Rencana
Strategis Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Cirebon
Tahun 2010-2014. Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan
Kabupaten Cirebon, Cirebon.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Edisi
ke-2. Terjemahan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Jakarta. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Edisi
ke-4. Terjemahan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Jakarta. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
Nell. A. J. and D. H. L. Rollinson. 1974. The Requirement and Availability of
Livestock Feed in Indonesia, Jakarta.
Reksohadiprojo. 2000.Buku Pengantar Hijauan
Makanan Ternak. Gadjah mada University Press, Yogyakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I.
JENIS-JENIS
KAMBING TERNAK
2. PETERNAKAN
KAMBING
03. MAKANAN OLAHAN DARI
DAGING KAMBING
0 Response to "Karya Tulis Ilmiah "“Pengaruh Peternakan Kambing Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Mekarsari”"
Post a Comment