Perang Kemerdekaan Republik Indonesia

PERANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

A.  Sejarah Perang Kemerdekaan RI
Untuk memperoleh sebuah kemerdekaan, Bangsa ini memperolehnya tidak gratis, sejarah panjang harus dilalui para pejuang kemerdekaan tanpa kenal lelah dan perjalanan panjang dilalui dengan pengorbanan nyawa dan darahnya untuk mendapatkan dan merebut kemerdekaan demi kedaulatan sebagai sebuah bangsa dan negara, yaitu bangsa indonesia. 350 th dijajah belanda sampai pendudukan Jepang, tidaklah mudah untuk dilupakan dan ditinggalkan oleh para vetran dan pejuang kemerdekaan, bangsa dan negara ini diperbudak belanda selama 7 turunan dan selama itu pula bangsa ini berjuang mengusir para komprador dan penjajah dari bumi pertiwi ini.

1.      PERTEMPURAN SURABAYA 10 NOVEMBER 1945 (SURABAYA)
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. 
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia.Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan bom udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.

2.      BANDUNG LAUTAN API (BANDUNG)
Ultimatum tentara sekutu pada tentara rakyat indonesia untuk meninggalkan kota bandung menyebabkan salah satu gerakan sangat spektakuler di histori perang indonesia ini. Sadar bahwa kemampuan senjata tidak lagi berimbang dan kekalahan telah tentu di depan mata, tri tidak rela bila sekutu memakai bandung menjadi pusat militer buat menginvasi lokasi yang lain. Menurut hasil musyawarah, sesuatu tindakan bumi hangus dipilih akan memastikan perihal ini tidak terjadi, walhasil 200. 000 penduduk bandung membakar tempat tinggal mereka mulai kurun waktu 7 jam dan berbarengan bergerak mengungsi ke lokasi selatan.

3.      SERANGAN UMUM 1 MARET 1949 (YOGJAKARTA) 
Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Tujuan utama, menaklukkan pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Kurang lebih satu bulan setelah Agresi Militer Belanda II, yaitu Desember 1948, TNI mulai menyusun strategi melakukan serangan balik terhadap tentara Belanda. Serangan dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalan kereta api, menyerang konvoi Belanda, serta tindakan perebutan lainnya.
Belanda terpaksa memperbanyak pos-pos di sepanjang jalan-jalan besar yang menghubungkan kota-kota yang telah diduduki. Hal ini berarti kekuatan pasukan Belanda tersebar di pos-pos kecil di seluruh daerah. Ketika pasukan Belanda sudah terpencar-pencar, TNI melakukan serangan. Puncak serangan dilakukan dengan serangan umum terhadap kota Yogyakarta (ibu kota negara) pada tanggal 1 Maret 1949, dibawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto. 
4.      OPERASI TRIKORA (IRIAN BARAT)
Operasi Trikora atau disebut juga Operasi Pembebasan Papua adalah konflik terbuka Indonesia-Belanda untuk memperebutkan Papua Barat. Konflik itu berlangsung singkat, yakni dua tahun (tahun 1961-1963). Konflik ini terjadi 17 tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962, berkedudukan di Makassar dengan Panglima Komando Brigadir Jenderal Soeharto. Langkah pertama yang dilakukan adalah merealisasikan tuntuntan TRIKORA atau Tri Komando Rakyat. Operasi Trikora adalah sebuah operasi rahasia yang dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat.
Presiden Soekarno telah memberikan instruksi kepada Angkatan bersenjata dan seluruh rakyat Indonesia untuk setiap waktu tetap menjalankan kewajiban membebaskan Irian Barat Tanah Air Indonesia dari belenggu kolonialisme Belanda, untuk melaksanakan Tri Komando Rakyat (Trikora)yang isinya sebagai berikut.
1.      Gagalkan pembentukan negara boneka Papua bentukan Belanda Kolonial,
2.      Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia,
3.      Bersiaplah untuk memobilsasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.

5.      PERTEMPURAN LAUT ARU (MALUKU) 
Tidak diragukan lagi, perang laut sangat dramatis yang sempat terjadi di indonesia adalah pertempuran laut Aru yang adalah bagian dari operasi trikora. Tiga kapal perang tempur indonesia yang ditugaskan lakukan operasi penyusupan, RI matjan tutul, RI matjan kumbang, dan RI harimau, mesti berhadapan dengan sesuatu takdir buruk.
Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini nyatanya terendus oleh pihak otoritas belanda, mereka kirim dua kapal type destroyer dan pesawat tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang indonesia. Tetapi, dengan heroiknya, RI matjan tutul mengambil keputusan untuk maju dan mengalihkan perhatian musuh, berikan peluang pada dua kapal yang lain untuk melarikan diri. Komodor yos sudarso wafat didalam pertempuran ini.

6.      OPERASI DWIKORA (MALAYSIA)  
 Kekhawatiran soekarno bahwa malaysia dan kalimantan utara akan jadi kaki tangan kolonial membuat operasi dwikora dikerahkan. Malaysia yang saat itu ada di bawah wewenang kekuasaan inggris diberikan peluang untuk lakukan referendum dan memutuskan nasibnya sendiri. Tetapi, masyarakat malaysia waktu itu justru awali menghasilkan sikap anti-indonesia dan meludahi tanah air kita, soekarno yang marah mengambil keputusan untuk berperang. Sebuah pidato populer, ganyang malaysia, juga diproklamasikan waktu itu. Perang agen rahasia, sabotase, dan militer terbuka dikerahkan, indonesia mesti melawan tiga negara sekalian : malaysia, inggris, dan australia.

7.      PERANG  GERILYA SOEDIRMAN (JAWA TENGAH)
Tidak ada masyarakat indonesia yang tidak mengenal sosok kharismatik, jenderal soedirman. Kondisi kesehatan yang tidak mungkin untuk bergerak sendiri, seorang jenderal muda pada jaman perjuangan dengan usia 31 tahun, jenderal soedirman terus memimpin pergerakan dari atas tandu. Menyusuri bukit dan gunung-gunung di wilayah Wonogiri, masuk desa ke desa. Taktik utamanya yaitu dengan bergerilya, menyerang pasukan musuh, dan sesudah itu bersembunyi. Beliau adalah ahli perang yang mumpuni dan kerap berhasil menyerang pasukan belanda dan sekutu di titik-titik pertahanan yang berdampak signifikan. Sayangnya, beliau mesti kalah pada ketidakberdayaan melawan penyakit tuberkolosis yang makin kronis.

8.      PERTEMPURAN AMBARAWA (SEMARANG)
Pertempuran Ambarawa berlangsung empat hari, dari 13-15 Desember 1945. Semangat juang pasukan TKR menjadi penentu kemenangan dalam melawan musuh. Awal Pertempuran Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Jenderal Soedirman pada pertengahan Desember 1945, membuat tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari Ambarawa menuju Semarang. Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan persenjataan modern serta kemampuan taktik dan strategi sekutu, para pejuang RI tak pernah gentar sedikitpun. Mereka melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan ketat di semua penjuru kota Ambarawa. Dengan gerakan pengepungan rangkap ini sekutu benar-benar terkurung dan kewalahan.
Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dan Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan semboyan “Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, pasukan TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi.
Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur. Dari tanggal 12 hingga 15 Desember 1945, para pejuang tidak menghiraukan desingan-desingan peluru maut dan lawan. Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa, terdengar tepat pukul 04.30 WIB pada 12 Desember 1945. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Seketika, dan segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan peluru, dentuman meriam, dan ledakan granat. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.

9.      PUPUTAN MARGARANA (BALI)

Puputan adalah tindakan sangat patriotik yang ada didalam sejarah indonesia. Puputan adalah kebiasaan masyarakat bali akan memberikan perlawanan terhadap siapa pun agresor yang berani menyentuh tanah air sehingga titik darah penghabisan. Tidak ada kata mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu perang puputan sangat dramatis adalah puputan margarana yang dipimpin oleh i gusti ngurah rai. Didalam usaha mempertahankan desa marga dari serangan nica, ngurah rai yang berhasil merampas senjata api dari tentara belanda berkomitmen buat mengobarkan perang perlawanan sehingga titik darah penghabisan. Tentara belanda yang pernah kewalahan dan kalah terpaksa menghendaki pertolongan bagi sebagian besar pasukannya di bali dengan mengirimkan pesawat pengebom dari makassar untuk membasmi perlawanan ini. 96 orang tewas, terhitung i gusti ngurah rai. dari pihak belanda ? lebih kurang 400 orang tewas.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perang Kemerdekaan Republik Indonesia"

Post a Comment